Kitab Tirmidzi


Bahwa Aku (Muhammad) Diperintahkan Untuk Memerangi Manusia Hingga Mereka Mengucapkan "Tiada Tuhan Selain Allah"

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَإِذَا قَالُوهَا مَنَعُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ

. Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan 'Tiada Tuhan selain Allah '. Jika mereka telah mengucapkannya, maka haram bagiku darah dan harta mereka, kecuali dengan cara yang hak. Hisab (perhitungan amal) mereka tergantung pada kehendak Allah. " Shahih mutawatir: Ibnu Majah (71); Muttafaq alaih.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Jabir, Abu Sa'id, dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَهُ كَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنْ الْعَرَبِ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ لِأَبِي بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الزَّكَاةِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ الْمَالِ وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عِقَالًا كَانُوا يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهِ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الْحَقُّ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Uqail, dari Az-Zuhri, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud mengabarkan kepada kami, dan Abu Hurairah, ia berkata: Ketika Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar menggantikannya menjadi khalifah setelah beliau. Orang (yang sebelumnyai kafir dari bangsa Arab menjadi kafir kembali. Umar lalu berkaia kepada Abu Bakar, "Bagaimana caramu memerangi orang-orang itu'? Padahal Rasulullah telah bersabda, Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah". Siapa saja yang telah mengucapkan "Tiada Tuhan selain Allah" maka ia telah melindungi harta dan jiwanya Jariku, kecuali dengan cara yang hak Perhitungan amalnya tergantung kepada Allah'. " Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku pasti akan memerangi orang yang membedakan antara zakat dan shalat. Sesungguhnya zakat itu adalah hak bagi harta. Demi Allah, seandainya mereka menolakku untuk memberikan zakat unta yang pernah mereka berikan kepada Rasulullah, maka aku akan memerangi mereka atas penolakan itu." Umar bin Khaththab berkata, "Demi Allah. tidak ada hal lain melainkan aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka. Aku yakin bahwa dirinya berada di jalan yang benar." Shahih: Ash-Shahihah (407), Shahih Abu Daud (1391-1393); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih. " Seperti inilah Syu'aib bin Hamzah meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Ubadilillah bin Abdullah, dari Abu Hurairah. Imran Al Qathab meriwayatkan hadits ini dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Anas bin Malik, dari Abu Bakar. Hadits ini khatha' (salah). Imran diperselisihkan dalam riwayatnya, dari Ma'mar.

Aku (Muhammad) Diperintahkan Untuk Memerangi Manusia Hingga Mereka Mengucapkan "Tidak Ada Tuhan Selain Allah" dan Mendirikan Shalat

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَعْقُوبَ الطَّالِقَانِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنْ يَسْتَقْبِلُوا قِبْلَتَنَا وَيَأْكُلُوا ذَبِيحَتَنَا وَأَنْ يُصَلُّوا صَلَاتَنَا فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ حُرِّمَتْ عَلَيْنَا دِمَاؤُهُمْ وَأَمْوَالُهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا لَهُمْ مَا لِلْمُسْلِمِينَ وَعَلَيْهِمْ مَا عَلَى الْمُسْلِمِينَ

. Sa'id bin Ya'qub Ath-Thaliqani menceritakan kepada kami, Ibnul Mubarak menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil mengabarkan kepada kami, dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Aku telah diperintahkan untuk memerangi umat manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, menghadap ke kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melaksanakan shalat seperti shalat yang kami lakukan. Jika mereka melaksanakan itu semua, maka haram bagi kami darah dan harta mereka, kecuali dengan haknya. Bagi mereka hak seperti hak yang didapatkan oleh kaum muslimin, dan bagi mereka hukuman seperti hukuman yang diterima oleh kaum muslimin. " Shahih: Ash-Shahihah (303 dan 1/152), Shahih Abu Daud (2374); Al Bukhari, dengan hadits yang sama.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Mu'adz bin Jabal dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib, dari jalur periwayatan seperti ini." Yahya bin Ayub telah meriwayatkannya dari Anas ... dengan hadits seperti ini.

Islam Dibangun dengan Lima Perkara

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ سُعَيْرِ بْنِ الْخِمْسِ التَّمِيمِيِّ عَنْ حَبيِبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ

. Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami. Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami. dan Su'air bin Al Khims At-Tamimi. dari Habib bin Abi Tsabit. dan Ibnu Umar. ia berkata. Rasulullah SAW bersabda, "Islam ini dibangun atas lima —perkara— syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat menunaikan zakat, berpuasa —di bulan— Ramadhan, dan menunaikan haji ke baitullah. " Shahih: Al Irwa (781). Iman Abu Daud (2), dan Ar-Raudh An-Nadhir (270).

Pada bab im terdapat riwayat lain dari Jarir bin Abdullah. Abu Isa berkata. "Hadits ini hasan shahih" Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Ibnu Umar, dan Hanzhalah bin Abu Sufyan Al Jumahi, dari Dcrimah bin Khalid Al Makhzumi, dari Ibnu Umar, dari Rasulullah... dengan hadits yang sama. Su'air bin Al Khims menurut ahlul hadits adalah orang yang tsiqah. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Hanzhalah bin Abi Sufyan Al Jumahi, dari Ikrimah bin Khalid Al Makhzumi, dari Ibnu Umar, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

Jibril Menjelaskan Kepada Rasulullah Tentang Iman dan Islam

حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ الْخُزَاعِيُّ أَخْبَرَنَا وَكِيعٌ عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ أَوَّلُ مَنْ تَكَلَّمَ فِي الْقَدَرِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ قَالَ فَخَرَجْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَتَّى أَتَيْنَا الْمَدِينَةَ فَقُلْنَا لَوْ لَقِينَا رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا أَحْدَثَ هَؤُلَاءِ الْقَوْمُ قَالَ فَلَقِينَاهُ يَعْنِي عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ وَهُوَ خَارِجٌ مِنْ الْمَسْجِدِ قَالَ فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا وَصَاحِبِي قَالَ فَظَنَنْتُ أَنَّ صَاحِبِي سَيَكِلُ الْكَلَامَ إِلَيَّ فَقُلْتُ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّ قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ وَيَزْعُمُونَ أَنْ لَا قَدَرَ وَأَنَّ الْأَمْرَ أُنُفٌ قَالَ فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي مِنْهُمْ بَرِيءٌ وَأَنَّهُمْ مِنِّي بُرَءَاءُ وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا قُبِلَ ذَلِكَ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ ثُمَّ أَنْشَأَ يُحَدِّثُ فَقَالَ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَ رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَلْزَقَ رُكْبَتَهُ بِرُكْبَتِهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ مَا الْإِيمَانُ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ فَمَا الْإِسْلَامُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ قَالَ فَمَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فِي كُلِّ ذَلِكَ يَقُولُ لَهُ صَدَقْتَ قَالَ فَتَعَجَّبْنَا مِنْهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَمَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ فَمَا أَمَارَتُهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ أَصْحَابَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ عُمَرُ فَلَقِيَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ بِثَلَاثٍ فَقَالَ يَا عُمَرُ هَلْ تَدْرِي مَنْ السَّائِلُ ذَاكَ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ مَعَالِمَ دِينِكُمْ

. Abu Ammar Al Husain bin Huraits Al Khuza'i, Waki' mengabarkan kepada kami, dari Kahmas bin Al Hasan, dari Abdullah bin Buraidah, dari Yahya bin Ya'mar, ia berkata, "Orang pertama yang membicarakan tentang masalah (tidak adanya) qadar adalah Ma'bad Al Juhani." Yahya berkata. "Aku dan Humaid bin Abdurrahman Ai Himyari pergi hingga kami sampai ke kota Madinah." Kami berkata. "Seandainya kami bertemu dengan seorang sahabat Rasulullah. maka kami akan menanyakan kepadanya akan apa yang tengah terjadi pada kaum itu." Yahya melanjutkan. "Kami pun bertemu dengannya. yaitu dengan Abdullah bin Umar. Ketika itu ia baru saja keluar dari masjid." Ia melanjutkan. "Aku dan sahabatku pun langsung menghampirinya." Ia melanjutkan, "Aku yakin sahabatku itu menyerahkan kepadaku untuk mewakilkan pembicaraan tentang hal ini." Aku berkata. "Wahai Abu Abdurrahman. sesungguhnya ada suatu kaum yang membaca Al Qur'an dan menuntut ilmu, namun mereka menganggap bahwa qadar itu tidak ada. Sesungguhnya (bagi mereka) perkara qadar ini adalah perkara yang baru." Abdullah bin Umar berkata, "Jika kamu bertemu dengan mereka maka beritahukan kepada mereka bahwa aku bebas dari (apa yang mereka lakukan) dan mereka pun bebas dari apa yang aku lakukan. Demi Dzat yang dengan-Nya Abdullah bersumpah, seandainya salah seorang dari mereka menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka infaknya itu tidak diterima hingga mereka beriman kepada qadar, baik qadar baik ataupun qadar buruk." Yahya mengatakan bahwa Abdullah pun mulai berbicara, ia berkata, Umar pernah mengatakan, "Kami pernah bersama Rasulullah, lalu ada seorang pria yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak terlihat bekas melakukan perjalanan jauh, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya. Orang itu menghampiri Rasulullah. la menempelkan lututnya pada lutur Rasulullah. Kemudian ia berkata, "Wahai Muhammad, apakah iman itu?" Rasulullah menjawab, "Kamu heriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qadar, yang baik ataupun yang buruk." Orang itu kembali bertanya, "Apakah Islam itu?" Rasulullah menjawab, "Kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji ke baitullah, dan berpuasa Ramadhan." Ia kembali bertanya, "Apakah ihsan itu?" Rasulullah menjawab, "Menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika memang kamu tidak dapat melihat-Nya maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia Maha melihat dirimu. " Pada setiap jawaban yang diberikan oleh Rasulullah orang itu berkata, "Engkau benar." Umar berkata, "Kami heran dengan orang hu, ia bertanya namun ia pula yang membenarkannya." Orang itu kembai bertanya, "Kapan hari Kiamat datang?" Rasulullah menjawab. Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari orang yang benar.ya. Ia lalu bertanya, "Lalu, apa tanda-tanda (hari Kiamat) ? Rasulullah menjawab, "Seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya, kamu melihat orang-orang tidak menggunakan alas kaki, tanpa busana (telanjang), orang-orang miskin. dan para penggembala kambing, mereka berlomba-lomba dalam membangun (gedung mewah)." Umar berkata, "Tiga hari kemudian Rasulullah menemuiku dan bertanya kepadaku, 'Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu? Dia adalah Jibril. Dia mendatangi kalian dan mengajarkan kepada kalian persoalan agama kalian '. " Shahih: Ibnu Majah (63); Muslim.

Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnul Mubarak mengabarkan kepada kami, Kahmas bin Hasan mengabarkan kepada kami... dengan sanad yang sama. Muhammad bin Mutsanna menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Mu'adz menceritakan kepada kami, dari Kahmas ... dengan sanad yang sama dengan makna yang sama pula. Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Thalhah bin Ubaidullah, Anas bin Malik, dan Abu Hurairah. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih, diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan dengan hadits seperti itu, dari Umar." Hadits ini juga telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, dari Rasulullah. Yang shahih adalah Ibnu Umar, dari Umar, dari Rasulullah.

Hubungan Ibadah Fardhu dengan Keimanan

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ عَبَّادٍ الْمُهَلَّبِيُّ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا إِنَّا هَذَا الْحَيَّ مِنْ رَبِيعَةَ وَلَسْنَا نَصِلُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي أَشْهُرِ الْحَرَامِ فَمُرْنَا بِشَيْءٍ نَأْخُذُهُ عَنْكَ وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا فَقَالَ آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ ثُمَّ فَسَّرَهَا لَهُمْ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَأَنْ تُؤَدُّوا خُمْسَ مَا غَنِمْتُمْ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abbad bin Abbad Al Muhallabi mencentakan kepada kami, dari Abu Hamzah, dari Ibnu Abbas, ia berkata. "Utusan dari Abdul Qais datang kepada Rasulullah SAW, mereka berkata, "Kami —suku ini— berasal dari Rabi'ah. Kami tidak pernah bertemu denganmu selain di bulan-bulan haram. Maka, perintahkanlah kepada kami dengan sesuatu yang dapat kami ambil darimu dan dapat kami serukan kepada orang-orang di belakang kami (generasi setelah kami)." Beliau bersabda, "Aku memerintahkan kepada kalian untuk melakukan empat perkara, yaitu beriman kepada Allah —beliau lalu menafsirkan makna iman kepada Allah kepada mereka— dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyerahkan (menginfakkan) seperlima harta rampasan perang kalian." Shahih: Iman Abu Daud (58-59); Muslim.

Qutaibah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Abu Hamzah Adh-Dhuba'i namanya adalah Nashr bin Imran. Syu'bah meriwayatkannya dari Abu Hamzah, kemudian ditambahkan "Apakah kalian mengetahui apakah iman itu? Yaitu bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Aku adalah utusan Allah "... lalu ia menyebutkan matan hadits selanjutnya. Aku pernah mendengar Qutaibah bm Sa'id berkata, Aku tidak pernah menemukan orang seperti keempat ahli fikih ini. yaitu Malik bin Anas, Al-Laits bin Sa'ad. Abbad bm Abbad Al Muhallabi, dan Abdul Wahab Ats-Tsaqafi. Qutaibah berkata, "Kami ridha karena pulang dari Abbad setiap hari dengan membawa dua hadits." Abbad bin Abbad adalah putra Al Muhallab bin Abu Shafrah.

Kesempurnaan, Penambahan, dan Pengurangan Iman

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ هُرَيْمُ بْنُ مِسْعَرٍ الْأَزْدِيُّ التِّرْمِذِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ فَوَعَظَهُمْ ثُمَّ قَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ وَلِمَ ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِكَثْرَةِ لَعْنِكُنَّ يَعْنِي وَكُفْرِكُنَّ الْعَشِيرَ قَالَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذَوِي الْأَلْبَابِ وَذَوِي الرَّأْيِ مِنْكُنَّ قَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ وَمَا نُقْصَانُ دِينِهَا وَعَقْلِهَا قَالَ شَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ مِنْكُنَّ بِشَهَادَةِ رَجُلٍ وَنُقْصَانُ دِينِكُنَّ الْحَيْضَةُ تَمْكُثُ إِحْدَاكُنَّ الثَّلَاثَ وَالْأَرْبَعَ لَا تُصَلِّي

. Abu Abdullah Huraim bin Mis'ar Al Azdi At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah. Sesungguhnya- Rasulullah SAW pernah berkhutbah di hadapan orang-orang, beliau menasihati mereka, beliau bersabda, "Wahai sekalian kaum wanita, bershadaqahlah, sesungguhnya kalian adalah penghuni neraka terbanyak. " Salah seorang wanita di antara mereka berkata, "Mengapa bisa seperti itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena kalian sering mengutuk dan kalian mengingkari nikmat yang diberikan suami." Beliau melanjutkan, "Aku tidak melihat wanita yang kurang akal dan agamanya dapat mengalahkan wanita yang berilmu dan wanita yang cerdas dari kalian." Salah seorang wanita di antara mereka bertanya, "Lalu, apa kekurangan agama dan akal wanita?" Beliau menjawab, "Kesaksian dua orang perempuan dari kalian sama dengan kesaksian seorang pria. Sedangkan kekurangan agama kalian adalah karena kalian mendapatkan haid. Setiap kalian harus berdiam diri selama tiga atau empat hari, tanpa melakukan shalat. " Shahih: Al lrwa (1/205), Azh-Zhilal (906); Muslim.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Sa'id dan Ibnu Umar. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur penwayatan seperti ini."

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا أَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Suhail bin Abu Shalih, dari Abdullah bin Dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Keimanan itu memiliki tujuh puluh pintu lebih. Keimanan yang paling rendah adalah membuang duri (menghilangkan bahaya) dari jalanan. Sedangkan keimanan yang paling tinggi adalah ucapan 'Tidak ada Tuhan selain Allah '. " Shahih: Ash-Shahihah (1369), Muttafaq alaih, Al Bukhari, dengan lafazh 'dan enam puluh', Muslim, dengan lafazh 'dan tujuh puluh'. Pendapat ini lebih kuat, dan Takhrij Al Iman (21/67).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Seperti inilah Suhail bin Abu Shalih meriwayatkan, dari Abdullah bin Dinar, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah. Umarah bin Ghaziyyah meriwayatkan hadits ini dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Beliau bersabda, "Iman itu memiliki enam puluh empat pintu. " Syadz dengan lafazh seperti itu. Ia berkata: Qutaibah menceritakan kepada kami dengan hadits seperti itu, Bakar bin Mudhar menceritakan kepada kami, dari Umarah bin Ghaziyyah, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah.

Rasa Malu Adalah Bagian dari Iman

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ

. Ibnu Abu Umar dan Ahmad bin Mani —dengan satu makna— menceritakan kepada kami. Mereka berdua berkata, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Bahwasanya Rasulullah SAW berjalan melewati seorang pria, ia sedang menasihati saudaranya tentang rasa malu. Rasulullah lalu bersabda, "Malu adalah bagian dari iman. " Shahih: Ibnu Majah (58); Muttafaq alaih.

Ahmad bin Mani' berkata dalam haditsnya: bahwasanya Rasulullah mendengar seorang pria sedang menasihati saudaranya tentang rasa malu. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Hurairah, Abu Bakrah, dan Abu Umamah.

Kemuliaan Shalat

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الصَّنْعَانِيُّ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنْ النَّارِ قَالَ لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَحُجُّ الْبَيْتَ ثُمَّ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ قَالَ ثُمَّ تَلَا { تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنْ الْمَضَاجِعِ حَتَّى بَلَغَ يَعْمَلُونَ } ثُمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ ثُمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ قُلْتُ بَلَى يَا نَبِيَّ اللَّهِ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

. Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Mu'adz Ash-Shan'ani menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Ashim bin Abu An-Najud, dari Abu Wail, dari Mu'adz bin Jabal. Ia berkata: Aku bersama Nabi SAW dalam sebuah perjalanan. Pada suatu hari aku berada di dekat beliau, sedangkan kami sedang berjalan. Aku berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku amal perbuatan yang dapat membuatku masuk surga dan menjauhkanku dari api neraka." Beliau bersabda, "Kamu telah menanyakan persoalan yang besar kepadaku. Hal itu mudah bagi orang yang diberikan kemudahan oleh Allah, yaitu kamu hendaknya menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain, mendirikan shalat, menunaikan zakat. berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji di baitullah. " Beliau melanjutkan, "Maukah kuberitahukan kepadamupintu-piniu kebaikan.' Puasa adalahperisai, shadaqah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api, dan shalat yang diiakukan oleh seseorang di tengah malam. " Dia berkata, "Rasulullah kemudian membaca firman Allah, 'Lambung-lambung mereka jauh dan tempat tidur mereka,' hingga pada lafaz 'apa yang mereka kerjakan '." Beliau lalu bersabda, "Maukah kamu aku beritahukan tentang pangkal, tiang, dan sekaligus puncak segala urusan?" Aku menjawab. "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Pangkal segala umsan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad." Beliau kembali bersabda, "Maukah kamu aku beritahukan halyang dapat menjaga itu semua?" Aku menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau lalu meraih lisan beliau dan bersabda, "Tahanlah lisanmu ini." Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kami akan diberikan siksa akan apa yang kami ucapkan?" Beliau menjawab, "Celaka kamu wahai Mu 'adz, tidaklah manusia dibenamkan wajah —atau hidung— mereka ke dalam api neraka melainkan karena hasil perbuatan lisan mereka." Shahih: Ibnu Majah (3973).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

Meninggalkan Shalat

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَ الْكُفْرِ وَالْإِيمَانِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Jarir dan Abu Muawiyah menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir, bahwa Nabi SAW bersabda, "—Perbedaan— antara kekufuran dan keimanan adalah meninggalkan shalat. " Shahih: Ibnu Majah (1078); Muslim.

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَقَالَ بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ أَوْ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

. Hannad menceritakan kepada kami, Asbath bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Sufyan, dari Jabir. Rasulullah bersabda, "—Yang membedakan— antara seorang hamba (orang yang beriman) dan orang yang musyrik —atau kafir— adalah meninggalkan shalat." Shahih: Lihat hadits sebelumnya.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Abu Sufyan nama sebenarnya adalah Thalhah bin Nafi'.

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

. Hannad menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "—Perbedaan— antara hamba (orang yang beriman) dan kekufuran (orang kafir) adalah meninggalkan shalat." Shahih seperti hadits sebelumnya; Muslim.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Abu Az-Zubair nama aslinya adalah Muhammad bin Muslim Tadrus. Dia dikenal sebagai perawi yang mudallas.

حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ وَيُوسُفُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ قَالَ ح و حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحَسَنِ الشَّقِيقِيُّ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ عَنْ الْحُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

. Abu Ammar Al Husain bin Huraits dan Yusuf bin Isa menceritakan kepada kami. Mereka berdua berkata. Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, dari Husain bin Waqid, ia berkata, (ha'). Abu Ammar Al Husain bin Huraits dan Mahmud bin Ghailan berkata, Ali bin Husain bin Waqid mencentakan kepada kami, dari ayahnya, ia berkata, (ha'). Muhammad bin Ali bin Hasan Asy-Syaqiqi dan Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami. Mereka berdua berkata: Ali bin Hasan Syaqiq menceritakan kepada kami, dari Husain bin Waqid, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Perjanjian antara kami dan mereka (orang munafik) adalah shalat. Siapa saja yang meninggalkannya maka ia telah kufur. " Shahih: Ibnu Majah (1079).

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Anas dan Ibnu Abbas. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib."

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيِّ قَالَ كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنْ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufadhal menceritakan kepada kami, dari Al Jurairi, dari Abdullah bin Syaqiq Al Uqaili, ia berkata, "Para sahabat Muhammad (Rasulullah) SAW tidak melihat ada amal perbuatan lain yang jika ditinggalkan menyebabkan kekufuran selain shalat." Shahih: Shahih At-Targhib (1/227-564).

Abu Isa berkata: Aku mendengar Abu Mush'ab Al Madani berkata, "Siapa saja yang mengucapkan. 'keimanan itu adalah ucapan' maka la akan diampuni jika ia mau bertaubat. Jika tidak, maka punuk lehernya akan dipukul

Termasuk Hadits di Atas

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Ibnu Al-Had, dari Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits, dari Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash, dari Al Abbas bin Abdul Muthalib, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Akan merasakan manisnya iman orangyang ridha Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan muhammad sebagai nabinya. " Shahih: Muslim (1/46).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

. Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Abdul Wahab menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Xya Janpada selain keduanya, orangyang mencintai orang lain dan la tidak mencintainya melainkan karena Allah, dan orang yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dan kekufuran itu, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam neraka. " Shahih: Ibnu Majah (4033); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits im hasan shahih." Qatadah meriwayatkannya dari Anas, dari Rasulullah.

Seorang Pezina Tidak Akan Berzina di Saat Dia Beriman

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَكِنَّ التَّوْبَةَ مَعْرُوضَةٌ

. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Abidah bin Humaid menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang pezina tidak akan berzina ketika ia dalam keadaan beriman, dan seorang pencuri tidak akan mencuri ketika ia dalam keadaan beriman. Namun, (pintu) taubat tetap terbuka baginya. " Shahih: Ibnu Majah (3936); Muttafaq alaih.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ibnu Abbas, Aisyah, dan Abdullah bin Abi Aufa. Abu Isa berkata, "Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih gharib dari jalur periwayatan seperti ini." Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Beliau bersabda, "Jika seorang hamba berzina maka keimanan akan keluar dari dirinya. Iman itu akan berada di atas kepalanya seperti awan. Jika ia keluar dari perbuatan itu, maka iman itu akan kembali kepadanya. "

Telah diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Rasulullah. Beliau pernah bersabda tentang perzinahan dan pencurian, "Siapa saja yang melakukan perbutan itu (zina) maka berlakukanlah kepadanya hukum had. (Hukuman) had itu akan menjadi pelebur (kafarat) dosanya. Siapa saja yang melakukan perbuatan itu (zina) maka Allah akan menutupinya. Hukumannya tergantung pada keputusan Allah. Jika Allah menghendaki, maka ia akan diberikan adzab pada han Kiamat. Jika Dia berkehendak lain, maka Allah akan mengampuninya. " Shahih: Ash-Shahihah (2317); Muslim.

Ali bin Abu Thalib, Ubadah bin Ash-Shamit, Khuzaimah bin Tsabit, telah meriwayatkan hadits mi dari Rasulullah.

Seorang Muslim Adalah yang Dapat Membuat Kaum Muslimin Lainnya Merasa Selamat dari Lisan dan Perbuatan Tangannya

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Abu Ajlan, dari Al Qa'qa' bin Hakim, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim adalah yang muslim lainnya merasa selamat dari lisan dan tangannya. Sedangkan seorang mukmin adalah yang dapat membuat aman darah dan harta mereka. " Hasan shahih: Al Misykah (33-Tahqiq kedua) dan Ash-Shahihah (549).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Diriwayatkan dari Rasulullah, beliau pernah ditanya, "Muslim yang seperti apa yang paling baik itu?" Beliau menjawab, "Orang yang dapat membuat kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan perbuatan tangannya." Pada bab ini terdapat riwayat lain darir Jabir, Abu Musa, dan Abdullah bin Amru.

حَدَّثَنَا بِذَلِكَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

. Ibrahim bin Sa'id Al Jauhari menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Buraidah bin Abdullah bin Abu Burdah, dari kakeknya, Abu Burdah, dari Abu Musa Al Asy'ari bahwasanya Nabi SAW pernah ditanya, "Kaum muslimin mana yang paling afdhal?" Beliau menjawab, "Yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. " Shahih: Muttafaq alaih. Hadits ini diulang pada no. 2503.

Abu Isa berkata, "Hadits ini shahih gharib hasan, dari Abu Musa, dari Rasulullah."

Islam Datang Secara Asing dan Kembali Asing

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abu Ishak, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Islam mulai dalam keadaan asing dan akan kembali (berakhir) dalam keadaan asing seperti semula. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing. " Shahih: Ibu Majah (3988) dan Muslim.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Sa'ad, Ibnu Umar, Jabir, Anas, dan Abdullah bin Amru. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib, dari hadits Ibnu Mas'ud. Kami mengetahuinya dari Hadits Hafsh bin Ghiyats, dari Al A'masy." Abu Al Ahwash nama aslinya adalah Auf bin Malik bin Nadhlah Al Jusyami. Hafsh meriwayatkannya seorang diri.

Ciri Orang Munafik

حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

. Abu Hafsh Amru bin Ali menceritakan kepada kami, Yahya bin Muhammad bin Qais menceritakan kepada kami, dari Al Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga perkara; jika berbicara dusta, jika berjanji tidak menepati (ingkar), jika dipercaya khianat. " Shahih: Iman Abu Ubaid, h. 95; Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib, dari hadits Al Ala." Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah. Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Ibnu Mas'ud, Anas, dan Jabir: Ali bin Hujr menceritakan kepada kami. Ismail bin Ja'far menceritakan kepada kami, dari Abu Suhail bin Malik, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah ... dengan hadits yang sama secara makna. Abu Isa berkata, "Hadits ini shahih." Abu Suhail adalah paman Malik bin Anas. Nama aslinya adalah Nafi' bin Malik bin Abu Amir Al Ashbahi Al Khaulani.

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ سُفْيَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا وَإِنْ كَانَتْ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Al A'masy, dari Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi, beliau bersabda, "Empat perkara yang jika (keempatnya) terdapat dalam dirinya (seseorang) maka ia adalah seorang munafik (sejati). Jika hanya ada salah satunya saja maka dalam dirinya terdapat benih kemunafikan hingga ia meninggalkannya, Yaitu; jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia ingkar (tidak menepati), jika berselisih ia berlaku curang (jahat),jika bersumpah ia khianat. " Shahih: At-Ta'liq Ar-Raghib (4/27); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Al Hasan bin Ali Al Khallal menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Abdullah bin Murrah dengan sanad yang sama. Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Menurut para ulama maknanya adalah nifak dalam hal amal perbuatan. Adapun nifak berupa pendustaan terjadi pada masa Rasulullah. Demikianlah diriwayatkan dari Hasan Al Bashri sebagian dari hadits ini. Ia berkata, "Nifak itu ada dua macam, nifak amal dan nifak pendustaan."

Mencaci Seorang Mukmin Adalah Perbuatan Fasik

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَكِيمِ بْنُ مَنْصُورٍ الْوَاسِطِيُّ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِتَالُ الْمُسْلِمِ أَخَاهُ كُفْرٌ وَسِبَابُهُ فُسُوقٌ

. Muhammad bin Abdullah bin Bazi' menceritakan kepada kami, Abdul Hakim bin Manshur Al Wasithi menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Umair, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim yang membunuh saudaranya (sesama muslim) maka ia kufur, sedangkan menghinanya (memakinya) adalah perbuatan fasik." Shahih: Muttafaq alaih. Telah disebutkan pada hadits no. 1983 dengan sanad yang lain.

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Sa'ad dan Abdullah bin Mughaffal. Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Mas'ud adalah hadits hasan shahih." Telah diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dengan lebih dari satu jalur periwayatan.

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Zubaid, dari Abu Wail, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Memaki seorang muslim adalah perbuatan fasik, sedangkan membunuhnya (memeranginya) adalah kufur. " Shahih: Muttafaq alaih. hadits ini pengulangan dari hadits no. 1983.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Makna kalimat hadits "membunuhnya adalah kafir" bukan berarti kufur dalam arti kata murtad. Dalil tentang hal ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda, "Siapa saja yang terbunuh dengan sengaja, maka ahli warisnya boleh memilih, jika mereka tnau, mereka boleh membunuh si pembunuh itu, jika mereka mau, maka mereka dapat mengampuninya." Jika pembunuhan itu menyebabkan seseorang kafir, maka mengampuninya adalah suatu kewajiban. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Thawus, Atha' dan beberapa ulama. Mereka berkata, "Kekufuran pada hadits di atas maknanya bukan kufur dalam arti kata sebenarnya, begitupula dengan kefasikan yang disebutkan pada hadits di atas, maknanya bukan fasik dalam arti kata sebenarnya."

Orang yang Menuduh Kafir Saudaranya Sesama Muslim

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ عَنْ هِشَامٍ الدَّسْتُوَائِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ عَلَى الْعَبْدِ نَذْرٌ فِيمَا لَا يَمْلِكُ وَلَاعِنُ الْمُؤْمِنِ كَقَاتِلِهِ وَمَنْ قَذَفَ مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَاتِلِهِ وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عَذَّبَهُ اللَّهُ بِمَا قَتَلَ بِهِ نَفْسَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yusuf Al Azraq menceritakan kepada kami, dari Hisyam Ad-Dastuwa'i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Qilabah, dari Tsabit bin Adh-Dhahhak, dari Nabi SAW, beliau bersabda. "Seorang mukmin tidak diperkenankan bernadzar dengan apa yang tidak la miliki. Melaknat seorang mukmin sama dengan membunuhnxa. Menuduh seorang mukmin bahwa la telah kafir, maka ia sama dengan telah membunuhnya. Siapa saja yang membunuh dirinya sendiri dengan sesuaiu, maka Allah akan mengadzabnya dengan sesuatu yang ia gunakan untuk membunuh dirinya pada hari Kiamat kelak. " Shahih: Ibnu Majah (2098).

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Dzar dan Ibnu Umar. bu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih."

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيهِ كَافِرٌ فَقَدْ بَاءَ بِهِ أَحَدُهُمَا

. Qutaibah menceritakan kepada kami, dari Malik, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW. Beliau bersabda, "Muslim mana saja yang berkata kepada saudaranya 'kafir', maka ucapan itu kembali kepada salah seorang dari keduanya. " Shahih: Muslim (1/57).

Hadits ini hasan shahih gharib.

Orang Yang Wafat dengan Bersyahadat

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ عَنْ الصُّنَابِحِيِّ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّهُ قَالَ دَخَلْتُ عَلَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَوْتِ فَبَكَيْتُ فَقَالَ مَهْلًا لِمَ تَبْكِي فَوَاللَّهِ لَئِنْ اسْتُشْهِدْتُ لَأَشْهَدَنَّ لَكَ وَلَئِنْ شُفِّعْتُ لَأَشْفَعَنَّ لَكَ وَلَئِنْ اسْتَطَعْتُ لَأَنْفَعَنَّكَ ثُمَّ قَالَ وَاللَّهِ مَا مِنْ حَدِيثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَكُمْ فِيهِ خَيْرٌ إِلَّا حَدَّثْتُكُمُوهُ إِلَّا حَدِيثًا وَاحِدًا وَسَوْفَ أُحَدِّثُكُمُوهُ الْيَوْمَ وَقَدْ أُحِيطَ بِنَفْسِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan. dari Muhammad bin Yahya bin Habban, dari Ibnu Muhairiz, dari Ash-Shunabihi, dari Ubadah bin Ash-Shamit. Ia berkata, "Aku masuk ke dalam rumahnya sedangkan ia sedang menghadapi sakaratul maut. Aku pun menangis." Ia berkata, "Santailah, mengapa kamu menangis'? Demi Allah, jika aku diminta untuk bersaksi, maka aku akan bersaksi untukmu. Jika aku diminta untuk meminta syafa'at, maka aku akan memberikan syafa'at untukmu. Jika aku mampu, maka aku akan memberi manfaat kepadamu." Dia melanjutkan, "Demi Allah, tidak ada hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi kalian melainkan aku ceritakan kepada kalian, kecuali satu hadits. Aku akan menceritakan hadits itu kepada kalian pada hari ini. Kematian telah mengelilingi diriku. Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'Siapa saja yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka haram baginya api neraka.'" Hasan: Muslim (1/43).

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Jabir, Ibnu Umar, dan Zaid bin Khalid. Ia berkata: Aku mendengar Ibnu Abu Umar berkata: Aku mendengar Ibnu Uyainah berkata, "Muhammad bin Ajlan adalah orang yang tsiqah dan dapat dipercaya dalam haditsnya." Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur periwayatan ini." Ash-Shunabihi adalah Abdurrahman bin Usailah Abu Abdillah. Telah diriwayatkan dari Az-Zuhri, ia pernah ditanya tentang sabda Rasulullah "Siapa saja yang mengucapkan 'tiada Tuhan selain Allah' maka ia masuk surga". Ia berkata, "Hadits ini turun di awal-awal ajaran Islam, yaitu sebelum turunnya kewajiban-kewajiban, perintah dan larangan." Abu Isa berkata. "Menurut sebagian ulama bahwa mti hadits ini adalah bahwa ahli tauhid (yang masih mempertahankar. Islamnya) akan masuk surga. Meski mereka disiksa di neraka karena dosa mereka, namun mereka tidak akan kekal berada di neraka. Telah diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Abu Dzarr, Imran bin Hushain, Jabir bin Abdullah, Ibnu Abbas, Abu Sa'id Al Khudri, dan Anas bin Malik, dari Rasulullah. Beliau bersabda, "Ahli tauhid akan keluar dari neraka dan mereka akan masuk surga. " Demikianlah, diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair dan lebih dari satu orang tabi'in dalam menafsirkan firman Allah, "Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim, " (Qs. Al Hijr [15]: 2), mereka mengatakan, "Jika ahli tauhid dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka orang-orang kafir berharap seandainya saja mereka dahulu termasuk kaum muslimin.

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ لَيْثِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَعَافِرِيِّ ثُمَّ الْحُبُلِيِّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ فَقَالَ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ قَالَ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ فَلَا يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللَّهِ شَيْءٌ

. Suwaid bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami, dari Laits bin Sa'ad. Amir bin Yahya menceritakan kepadaku, dari Abu Abdurrahman Al Ma'afiri —kemudian Al Hubuli—, ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Al Ash berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah akan melepaskan seseorang dari umatku di hadapan para makhluk di hari Kiamat. Lalu Allah akan menyebarkan (memperlihatkani kepadanya tujuh puluh tujuh catatan (amal perbuatannya). Satu catatan panjangnya seperti panjangnya jarak mata memandang. " Lalu Allah bertanya, "Apakah kamu mengingkari sesuatu dari catatan ini? Apakah para penulis-Ku yang mencatat amal perbuatan manusia telah menzhalimimu?" Orang itu menjawab. "Tidak, wahai Tuhanku. " Allah kembali bertanya, "Apakah kamu memiliki alasan?" Ia menjawab, "Tidak, wahai Tuhan." Allah berfirman, "Tentu, bagimu kebaihan di sisi Kami. Sungguh tidak ada kezhaliman atas dirimu pada hari ini." Lalu, dikeluarkan sebuah kartu yang di dalamnya tertulis 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.' Allah lalu berfirman, "Datangilah (hampirilah) timbanganmu. " Orang itu bertanya, "Ya Allah, kartu dan catatan-catatan apakah ini?" Allah berfirman, "Sungguh kamu tidak akan dizhalimi." Rasulullah bersabda, "Lalu, catatan-catatan itu diletakkan pada salah satu telapak tangannya, sedangkan kartu diletakkan di telapak tangannya yang lain. Ternyata catatan-catatan itu lebih ringan, sedangkan kartu lebih berat timbangannya. Tidak ada sesuatu pun yang melebihi beratnya asma" Allah. " Shahih: Ibnu Majah (4300).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib." Qutaibah menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami, dari Amir bin Yahya ... dengan sanad yang sama secara makna.

Perpecahan Umat Ini

حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ أَبُو عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَفَرَّقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ أَوْ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَالنَّصَارَى مِثْلَ ذَلِكَ وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً

. Husain bin Huraits Abu Ammar menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Umat Yahudi terpecah belah menjadi tujuh puluh satu —atau tujuh puluh dua golongan—. Demikian pula dengan kaum Nashrani. Sedangkan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan (kelompok)." Hasan shahih; Ibnu Majah (3991).

Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Sa'ad, Abdullah bin Amru, dan Auf bin Malik. Abu Isa berkata, "Hadits Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih."

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادٍ الْأَفْرِيقِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud Al Hafari menceritakan kepada kami, dari Sufyan Ats-Tsauri, dari Abdurrahman bin Ziyad Al Afriqi, dari Abdullah bin Yazid, dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh akan datang pada umatku seperti sesuatu yang datang pada kaum bani Israil, seperti sandal yang sejajar dengan sandal yang lain. Sampai-sampai ada salah seorang dari mereka yang tega menyetubuhi istrinya secara terang-terangan. Pada umatku akan ada orang yang berbuat seperti itu. Sesungguhnya bani Israil akan terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Sedangkan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. Semuanya akan masuk neraka, selain satu golongan saja. " Para sahabat bertanya, "Siapakah golongan itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Golongan yang mengikuti apa yang aku dan para sahabatku lakukan. " Hasan: Al Misykah (171- Tahqiq kedua) dan Ash-Shahihah (1348).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan gharib dan telah ditafsirkan. Kami tidak mengetahui hadits seperti ini kecuali dari jalur periwayatan ini."

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي عَمْرٍو السَّيْبَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الدَّيْلَمِيِّ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ فَأَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ ذَلِكَ النُّورِ اهْتَدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ فَلِذَلِكَ أَقُولُ جَفَّ الْقَلَمُ عَلَى عِلْمِ اللَّهِ

. Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Ismail bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abu Amr As-Saibani, dari Abdullah bin Ad-Dailami, ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Amr berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah —Azza wa Jalla— menciptakan makhluk-Nya di dalam kegelapan. Lalu Dia melemparkan (menurunkan) cahaya-Nya kepada mereka. Siapa saja yang terkena cahaya itu, maka ia akan memperoleh petunjuk. Siapa yang luput dari cahaya itu, maka ia akan tersesat. Karena itu aku bersabda, 'Pena telah mengering (tidak akan cukup) untuk mencatat ilmu Allah'. " Shahih: Al Misykah (101), Ash-Shahihah (1076), dan Azh-Zhilal (241-244).

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan."

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّهُ عَلَيْهِمْ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا قَالَ أَتَدْرِي مَا حَقُّهُمْ عَلَيْهِ إِذَا فَعَلَوْا ذَلِكَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Amru bin Maimun, dari Mu'adz bin Jabal, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya?" Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Sesungguhnya hak Allah atas mereka adalah mereka (harus) menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. " Beliau lalu kembali bertanya, "Tahukah kamu apa hak mereka atas Allah jika mereka telah melaksanakan itu semua?" Aku jawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Dia tidak menyiksa mereka. " Shahih: Ibnu Majah (4296); Muttafaq alaih.

Hadits ini hasan shahih. Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu jalur periwayatan, dari Mu'adz bin Jabal.

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ وَعَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ وَالْأَعْمَشِ كُلُّهُمْ سَمِعُوا زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَبَشَّرَنِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ نَعَمْ

. Mahmud bin Ghailan mencentakan kepada kami. Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Habib bin Abu Tsabit, Abdul Aziz bin Rafi', dari Al A'masy —semuanya— mendengar dari Zaid bin Wahab, dan Abu Dzar. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jibril mendatangiku, la membawa berita gembira kepadaku, ia memberitahukan kepadaku bahwa siapa saja yang meninggal dunia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, maka orang itu akan masuk surga." Aku bertanya, "Meski ia pernah berzina dan mencuri?" Beliau menjawab, "Ya. " Shahih: Ash-Shahihah (826); Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini hasan shahih." Pada bab ini terdapat riwayat lain dari Abu Ad-Darda'.